Rabu, 29 Juli 2020

Semburat Atma



Semburat Atma



Asa semburat atma

Melintasi dimensi raksa, menembus marka

Diam dalam nirwana, penuh bara bergelora

Lena bersanding harap, terdiam merona menanti asa

Terpaku sedekap dalam ruang, tanpa mahatma

Terjebak belenggu, dihunjam serapah murka 

Bisu seribu kata

Menata asa

Atma



Parittiga, 23 Juli  2020

Suryan Masrin

Sabtu, 25 Juli 2020

Bukan Takdir



Bukan Takdir

Ia akan datang meski kau tak datang 

Ia takkan datang bila kau tak mendatangi

Bukanlah pasrah menjadi takdir 

Melainkan Kaulah yang menakdirkannya 


Kau buta ...

Kau tutup mata hatimu 

Kau kunci tanpa celah 

Kau matikan rasamu 


Sudahlah …

Itu bukan takdir 

Jangan Kau salahkan ia 

Berdamailah dengannya


Parit3, 9 Juni 2020

22:55 WIB 

Suryan Masrin

Jumat, 24 Juli 2020

Puisi: Ruang Asa

Judul: Ruang Asa

by Suryan Masrin



RasA

Ungkapan sadiS

Angkara gelora asA

Nelangsa terpaku dalam ruanG

Gelisah sedekap merasuki alam pikiraN


AlpA

Sembunyi menipU

Antara lena, sadaR


Parittiga, 21 Juli 2020

Kamis, 23 Juli 2020

Puisi Payung: Bersahaja

Puisi Payung

Judul: Bersahaja



Bersahaja

Elok tampaknya

Rupa penuh kharisma 

Selalu jadi tempat bersua

Agar menenteramkan gundah dalam jiwa

Hilangkan rasa resah yang selalu melanda

Apabila hati jauh dari Tuhan pemilik semesta

Jadilah insan yang senantiasa mengharapkan pahala dan ridho-Nya

Anugerah yang paling indah, dengan bersyukur kepada Yang Esa

B

E

R

S

A

H

A

J

A


Mentok, 19 Juli  2020

Suryan Masrin



Rabu, 22 Juli 2020

Puisi : Anugerah Berkah

Anugerah Berkah



Berkah 

Adalah anugerah

Bagi yang berserah

Tanpa memiliki rasa serakah

Berpikir tanpa pernah merasa lelah

Pantang rasa putus asa, tiada pasrah

Dipenuhi jiwa semangat kuat tak kenal menyerah

Gagah


Tangguh

Selalu ada kekuatan untuk berani, tanpa resah 

Nyali keluar dari jiwa penuh gairah

Bagai gelora darah mendidik, bergemuruh 

Meluncur bak anak panah

Melaju dengan terarah

Menjadi anugerah

Berkah


Parittiga, 17 Juli 2020

Suryan Masrin

Selasa, 21 Juli 2020

Rumus Menulis Buku Ala Melenial



Berbagai macam trik dan tips dalam menulis acap kali menjadi pembahasan yang diberikan oleh para penulis senior guna memberikan kemudahan dalam dunia kepenulisan, terkhusus bagi pemula yang mulai berkenalan dengan dunia tulis menulis. Ini bukan lagi barang baru di dunia kepenulisan. Para penulis hanya mencoba berbagi pengalaman menulis yang telah menjadi passion-nya. Berharap, pengalaman tersebut dapat memotivasi para penulis atau yang tertarik dengan dunia kepenulisan. 


Nah, kali ini saya juga ingin membagikan 'rumus menulis', tapi bukan dari pengalaman pribadi saya, melainkan pengalaman dari penulis buku best seller "Man Jadda Wajada, Ketika Sukses Berawal dari Pesantren, UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari, dan beberapa buku lainnya". Dalam momen Belajar Menulis Daring bersama Om Jay dan PGRI via whatapps grup, Senin (20/07/2020).


Beliau adalah Akbar Zainudin, seorang pengajar dan trainer. Terkadang beliau mengajar di sekolah, pesantren, perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan juga swasta. Materi yang dikuasai berkisar pada motivasi; motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi mengajar, motivasi berwirausaha, dan motivasi hidup. 


Salah satu titik penting yang melejitkan perubahan beliau pada saat menulis buku yang pertama, "Man Jadda Wajada". Dari situ beliau mulai bergerak lebih jauh mengembangkan Man Jadda Wajada menjadi buku dan materi pelatihan. Dari Man Jadda Wajada-lah akhirnya yang membuat beliau bisa berkeliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu provinsi yang belum adalah Papua.


Mengapa mesti menulis?

1. Tidak ada kegiatan yang langsung berkaitan dengan kemampuan mempertahankan otak kita selain membaca dan menulis. 

2. Menulis adalah tentang kebahagiaan. Kalau kita tumpahkan semuanya dalam tulisan, indah sekali hidup ini. 

3. Menulis buku itu warisan terbaik kita. Di situ kita bisa cerita apa saja. Harapan kita, "unek-unek" perasaan kita. Bebas saja menulisnya. 

4. Menulis adalah tentang berbagi kebaikan. Jika kebaikan itu bisa dibagi, terus menerus dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi pahala, bahkan kalau nanti kita sudah tiada. 

5. Menulis itu membuat kita lebih sehat. Kita setiap hari bangun dengan semangat baru, ada target baru yang harus kita selesaikan. Apalagi yang menyenangkan hidup kita selain bersemangat setiap hari?


Rumus TOJTRP

Ada enam langkah/rumus yang sudah diringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, dan Penerbit.


Pertama, T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. 


Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut Akbar Zainuddin, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?


Pilihlah tema:

1. Yang kita kuasai,

2. Yang kita senangi. 


Kalaupun tidak kita kuasai sekarang, kalau kita senangi kita akan mau bekerja keras mencari bahan-bahan yang bisa buat kita tulis. Apakah ke perpustakaan, mencari di internet, bertanya dengan para ahli, dan sebagainya. 


Tentukan saja temanya, buat kerangkanya, dan mulailah menulis. Ketakutan-ketakutan itu seringkali hanya ada pada pikiran kita. Kalau sudah kita mulai menulis, InsyaAllah ketakutan-ketakutan itu akan hilang. Pasti ada jalan keluar. Jadi, tidak usah bingung menentukan tema. Tentukan saja, lalu tuliskan. 


Kedua, O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI. 

Gunanya outline:

1. Agar tulisan kita terarah.

2. Bisa buat jadwal dan target.

3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis. 

4. Agar bukunya selesai. 


Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya. 


Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline. 


Strategi Membuat Outline

Untuk non fiksi

Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.


WHAT: 

Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya. 


WHY:

Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa. 


HOW

How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya. 

Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan. 


CONTOH. 


Tema: Santri dan Menulis


WHAT

1. Santri dan keterampilan menulis. 

2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.

3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.

4. dan seterusnya. 


MENGAPA?

1. Mengapa Santri Harus Menulis?

2. Tujuan Menulis.

3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.

4. dan seterusnya.


HOW?

1. Bagaimana cara menulis?

2. Bagaimana membangun disiplin menulis?

3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.

4. dan seterusnya.


Untuk fiksi


Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya. 


Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.


Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya. 


Kedua: Karakter.

Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing. 


Ketiga: Plot atau Alur Cerita.

Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya. Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.


Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu, misalnya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi. Apakah wajib? Tidak harus, tetapi ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.


Ketiga, J. Buatlah jadwal penulisan.

Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Misalnya 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.


Membuat Jadwal

1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan

2. Isi Nomer 

3. Isi Judul Artikel

4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis

5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini. 

6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.


Jadwal menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, kita bisa mengacu pada jadwal tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri. Karena kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah kita akan selesai. Kalau tidak ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan draft naskah kita kapan selesai.


Keempat, T. Tuliskan

Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. 


Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.


Kelima, R.  REVISI

Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi. 


Apa saja yang direvisi?

1. Data dan informasi yang kurang. 

2. Tata Bahasa

3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir. 

4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.


Keenam, P. kirim ke penerbit


Apa yang menjadi  pertimbangan penerbit?


Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? 

Buku kita menjawab kebutuhan apa?


Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. 


Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit. 


Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya. 


Apakah perlu membayar kepada penerbit? Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. 


Bagaimana cara mengirim naskah?

1. Naskah harus sudah jadi. 

2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk


Berapa lama?

Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan. Jadi harus bersabar.


Bagaimana kalau naskah buku ditolak?

Tidak apa-apa kalau naskahnya ditolak. Jangan sakit hati. Biasa saja. Jadikan evaluasi. Revisi, evaluasi, lalu kirim lagi. Bisa ke penerbit awal atau ke penerbit lain. 


Tugas kita itu menulis. Kalau naskah sudah jadi dan dikirim ke penerbit, biarkan saja naskah itu. Kita menulis lagi naskah buku berikutnya. Kalau nanti jawaban dari penerbit adalah diterima, alhamdulillah. Kalau ditolak, kita perbaiki, dan kirim lagi. 


Dan, kita juga punya naskah buku yang lain. Begitu seterusnya sehingga menulis itu akan terus menjadi kegiatan kita. 


Agar konsisten dan tidak kehabisan ide.

1. Banyak baca buku.

2. Latihan menulis setiap hari. Jadwalkan setiap hari menulis 15 menit saja. Disiplin. Nanti akan terlatih untuk bisa menuliskan berbagai ide secara baik. 

3. Ikut seminar dan pelatihan. 

4. Upload tulisan di blog dan medsos. 

5. Punya mentor menulis. 


Agar terus punya motivasi kuat

1. Bergabung dengan teman-teman penulis. 

2. Ikut seminar dan pelatihan. 

3. Baca buku-buku tentang menulis. 

4. Upload hasil tulisan di Medsos dan Blog.

5. Kalau ada lomba, ikuti. 

6. Punya target menerbitkan buku.

7. Buat Jadwal menulis setiap hari.

8. Punya mentor menulis.


Simpulan

Menulis itu tentang latihan. Bukan bagaimana Anda tahu bagaimana menulis sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana Anda berlatih sebanyak-banyaknya. Semakin banyak berlatih, tulisan kita akan semakin baik. Itu saja kuncinya. 


Mulai dengan tekad dan niat yang kuat untuk memperbaiki nasib dan hidup kita, serta untuk bermanfaat bagi orang banyak. Ikuti dengan membuat outline dan jadwal menulis, lalu konsisten menulis setiap hari. 


InsyaAllah hidup dan nasib kita akan berubah. Jadikan momentum kita naik kelas dan melesat lebih tinggi. Mudah-mudahan bermanfaat. 


Parittiga, 21 Juli  2020

Suryan Masrin 

Sabtu, 18 Juli 2020

Hipnowriting; Penulis Coba Jadi Pembaca


"Menulislah, maka engkau akan dikenang"

Suryan Masrin 



Sejatinya untuk menjadikan sebuah tulisan menarik untuk dibaca pembaca, seorang penulis harus menjadi pembaca. Apa yang menjadi ketertarikan untuk dibaca. Hipnowriting adalah salah satu cara untuk menjadikan magnet ketertarikan pembaca. 

Sederhananya, seperti kata Darmawan Aji, bahwa hypnowriting adalah bagaimana membuat tulisan yang dapat  menghipnotis. Jangan selalu dibayangkan bahwa menghipnotis itu membuat orang tertidur atau membuat mereka mau melakukan apapun yang inginkan. Seperti kata Joe Vitale, tulisan yang menghipnotis artinya tulisan yang menarik.


Berikut penulis uraikan materi yang disajikan oleh seorang trainer, yang dikenal dengan Trainer Amir Faisal, Business Inspirator, International Certified on  NLP & Persuassive Communication. Praktisi Bisnis dan konsultan marketing  beberapa perusahaan  Gogreen Industry.  International Certified on NLP (Neuro Linguistic Programming), lisenced from California, dengan Coach Syaiful Bahri dan Stefanus Izaac Tamsil – salah satu dari sembilan belas orang di seluruh dunia yang mendapat Lisenced dari Robert Dilt (Developer of The Original NLP), Certified on Persuassive Communication dari Ronny FR ( International Coach Lisenced of Richard Bandler), Certified on Basic Multiple Intelligence dan Certified on Quantum Learning by Bobbi DePorter.


Hingga kini telah puluhan ribu orang yang mengikuti pelatihannya, mulai dari Pejabat Pemerintah dan BUMN, Owner,  pimpinan dan karyawan perusahaan swasta, praktisi bisnis, Dosen,  Guru, Wakil Rakyat, pimpinan Lembaga hingga para mahasiswa. Selain itu, beliau tetap menyempatkan diri untuk menulis buku. Hingga kini sudah mempublis 14 buku yang diterbitkan oleh Gramedia Group,  Change, Farisma Publishing dan lainnya.


Pengalaman profesionalnya dimulai sejak lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (1990), bekerja di Tanah Mas Group, Branch Manager PT. Pantai Raja Makmur (1997) di Pekanbaru Riau. Kemudian pada saat krisis moneter 1998 mengundurkan diri dari perusahaan dan membangun usaha sendiri. 


Materi ini diambil dari materi yang disampaikan oleh beliau dalam kegiatan Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI secara Daring melalui WaG serta diperkaya dari sumber lain, Jum'at (18/7/2020).


Beberapa Trik Menulis

Pertama: Kalau nulis, justru jangan terlalu banyak mikir. Ngalir saja, pokoknya curhat saja apa yang ada dalam sanubari kita. Baru nanti dibaca ulang dan diedit lagi.


Kedua: Tidak usah takut kehilangan ide selama kita  masih fokus pada masalah/barter yang dihadapi 


Ketiga: Membuat endingnya memang gampang-gampang susah. Tetapi semakin tinggi kita membuat target  akan semakin sulit mengakhiri buku.Oleh sebab harus  disederhanakan masalahnya. 


Keempat: Diksi itu akan semakin menggigit, sejalan dengan semakin sering menulis. Jika sudah menulis 7000 jam keatas  otomatis diisi semakin bagus.


Tetapi sekali lagi itu tidak usah dipikirin. Apa yang kita mampu buat, kita yakini bahwa itulah karya terbaik kita saat itu.

Beliau sendiri kalau membaca tulisan 5- 6 tahun yang lalu juga sering senyum-senyum sendiri, hehe. 


3 Jurus Hipnowriting 

Tiga jurus hipnowriting ini penulis sajikan menurut Darmawan Aji, penulis buku Hipnowriting. Oke sobat, tanpa harus berpikir panjang, cekkidot….


Jurus #1 – Awali dengan frasa “Banyak Orang”


Contoh:

“Banyak orang bilang kalau buku ini bagus”


Atau:

“Banyak orang yg sudah membeli buku ini mengatakan bahwa buku ini bagus”


Gimana rasanya? Beda kan?

Jadi frasa “banyak orang” ini menembus filter kritis pendengar/pembaca. Frasa ini bisa dimodifikasi dengan:

“Sebagian besar orang …”

“Pada umumnya orang …”

Dan kalimat lain yg maknanya sama. Mudah kan ya?


Jurus #2 – Menggunakan kutipan

Kutipan bisa kita ambil dari mana saja, yang penting dari sumber yang dipercaya, bisa  dari riset, buku, tokoh atau siapapun. Berikut sebagai contoh;


“Dalam buku ‘Read Aloud’ disebutkan bahwa membacakan anak buku itu bermanfaat bagi perkembangan otak anak” 


“Banyak riset menyebutkan bahwa membacakan anak buku itu bermanfaat bagi perkembangan otak anak” atau:


“Guru saya berkata bahwa membacakan anak buku itu bermanfaat bagi perkembangan otak anak”


Jurus #3 – Gunakan frasa “Anda tentu tahu …”


Nah, ini adalah jurus terakhir, agar tulisan kita dapat menghipnotis (menarik) pembaca, sebagai contoh;


“Anda tentu tahu, belajar hypnowriting itu penting. Apalagi jika Anda ingin sukses sebagai penjual”


“Anda tentu tahu, penjualan online tidak akan efektif kecuali kita bisa menggunakan kata-kata yang tepat”


Trik Menulis Opini untuk Surat Kabar


Untuk menulis opini yang  ditujukan ke surat kabar atau media masa supaya argumen atau opini kita tepat sasaran dan diterima sebaiknya kita cari model di media, gaya-gaya penulisan yang viral dan disukai orang banyak. Kemudian pilih yang genrenya paling cocok dengan selera kita.

Untuk sebuah pembelajaran, awalnya juga begitu, sebelum menemukan gaya dan karakter. Anggap saja sebagai tantangan hingga menemukan passion


Mempersepsikan Diri sebagai Pembaca


Dalam hal mempersepsikan diri sebagai pembaca, kita cukup mempersepsikan secara umum saja (bukan persepsi secara individu).


Umumnya orang suka ......

Tidak suka ............


Sebab tulisan dibuat menggunakan peta mental Ibu, sementara pembaca, masing-masing punya peta mental yang berbeda.


Tetapi ada common sense, ada kesukaan dan ketidaksukaan yang umum.


Kemudian juga umumnya orang, suka dibuat penasaran/curious, disanjung, diberi harapan, dikasih model/contoh dan seterusnya.


Mentok, 18 Juli 2020

Suryan Masrin

Guru Bidin (1911-1978) Pegawai Negeri Pertama dari Kampung Peradong

  Guru Bidin atau guru Pidin adalah guru pertama di sekolah rakyat (SR) kampung Peradong. Nama lengkap beliau adalah Idin bin Sja'ban la...