Selasa, 30 Juni 2020

Tantangan Ibu Betti Risnalenni Mengelola Sekolah di Yayasan Insan Kamil







Mengelola Sekolah Di Masa Pandemi, Siapa Takut!

Masa pandemi covid-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah di seluruh Nusantara. Semua kekuatan telah dikerahkan untuk menyiasati dan menangani permasalahan tersebut. Berbagai  intruksi, panduan/pedoman dan kebijakan telah dikeluarkan guna mengimbangi permasalahan yang terjadi, tak terkecuali sekolah yang berada di pelosokpun. Salah satunya sekolah tempat saya mengabdi, yang berada di ujung utara Negeri Sejiran Setason Bangka Barat. 

Menyikapi ini semua tak hanya dari pemerintah pusat, semua pihak hingga daerah juga ikut terlibat berupaya mengatasi ini. Dalam obrolan santai di luar jam sekolah para orangtua siswa mulai kelabakan terlibat dalamnya. Mereka sepenuhnya menyerahkan kepada guru untuk mendidik anaknya, kini harus ikut berperan. Sungguh luar biasa, membagi aktifitas, untuk anak dan pekerjaan. Apalagi di masa covid 19 ini semua lini jadi tak karuan. PHK dan pemberhentian pekerjaan di mana-mana. Sekalipun petani dan nelayan, ikut terkena  imbasnya. 

Permasalahan ini menjadi paranoid bagi para orangtua. Bahkan ada di antara mereka bergumam, "jikalau terlalu lama libur, anak kami akan jadi bodoh", sedang kami secara pendidikan juga tak mampu mengajarkan anak kami.

Pengalaman Berharga
Kali ini, saya akan membagikan pengalaman seorang guru yang 'super' juga bisa dikatakan 'multi talen'. Ia juga seorang kepala sekolah dan mengelola sebuah lembaga pendidikan. Materi ini disajikan dari hasil belajar online yang lansung disampaikan oleh sang inspirasi tersebut, Senin (29/6/2020) melalui grup whatapps dan diperkaya dari berbagai sumber. 

Dia adalah Ibu Betti Risnalenni, terlahir di Padang, 13 Agustus 1968. Mulai menjadi guru dan mengajar sejak tahun 1991. Lulusan IKIP Jakarta ini telah mendapatkan banyak penghargaan. Mulai dari guru dan kepala sekolah berprestasi se-Bekasi, juara 1 tokoh wanita berprestasi di bidang pendidikan dari walikota se-Bekasi, dan juara 1 wirausaha se-Jawa Barat. 

Dunia mengajar memang hal yang tak asing baginya. Selain sebagai guru dan kepala sekolah, ia juga sempat dilatih pengajar dari Malaysia untuk mengajar aritmatika dan kemudian membuka kursusnya. Betti merupakan orang ke-6 yang membuka kursus aritmatika di Indonesia. Awalnya, ia hanya punya tiga murid karena aritmatika saat itu belum banyak dikenal orang. Beliau punya prinsip yang sangat luar biasa, yaitu tak pernah lelah dalam mengajar.

Menjadi seorang guru adalah cita-citanya. Beliau menginginkan agar semua anak memperoleh hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang baik. Inspirasinya timbul sewaktu beliau mengajar di Al Izhar Pondok Labu tahun 1992, saat beliau sempat mengajar Mas Mentri kita yang sekarang (Nadim Makarim), di kelas 4 SD.


Pada tahun 1996, beliau  membuat kursus aritmatika. Enam bulan buka, muridnya cuma 3 orang. Tahun 1998 beliau menulis dan membuat buku sendiri dengan harga 10 rb tentang

Mulai membuat dan merintis sekolah pada tahun 2003 hingga sampai sekarang mengelola jenjang KB - TK dan SD, yakni di bawah yayasan Insan Kamil. "Sebenarnya manfaat yang dapat kita raih dari membuat sekolah itu bukan hanya untung uang, tapi banyak hal yang didapat. Saya bisa jadi guru teladan, kepala sekolah berprestasi dan juga juara interpreuner tingkat jawa barat untuk kalangan guru paud itu sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Yah, kalo bonus nya itu, namanya juga bonus, hehe".

Hingga saat ini, cabang sekolah beliau di bekasi ada 24 cabang. Pada suatu  ketika, salah satu cabang beliau ada yg ingin membuka TK. Beliau diajak kerjasama karena sudah punya yayasan. Awalnya beliau sedikit  takut untuk buka sekolah. Karena desakan teman, akhirnya beliau mau bekerjasama dengan mengontrak sebuah rumah. Berjalan 3 bulan, temannya mundur karena merasa rugi. Akhirnya beliau teruskan sendiri. Setahun ngontrak, ada rezeki dan ada yg jual/over rumah, akhirnya dibeli. Mulai dari rumah itu dan didukung oleh perumahan tersebut, kembalilah semangat membara. Apalagi mendapat support dari perumahan tersebut, yaitu masuk ke dalam kalender perumahan,lumayan promosi bareng.

Mengelola Sekolah Di Masa Pandemi 
Nah kan temanya tentang bagaimana program selama pandemi ini, kata beliau sebelum mengawali materi. "Mungkin yang  saya lakukan sama dengan sekolah ibu bapak semua. Kita melakukan Daring selama 3 bulan kebelakang, walau lokasi sekolah saya Zona Hijau selama ini. Alhamdulillah tidak pernah ada yang kena covid 19. Selama Daring materi tidak hanya pelajaran saja tapi kami juga menugaskan kegiatan rumah (life skill dan karakter). Alhamdulillah masih berhasil walau untuk tingkat KB dan TK sudah mulai bosan. Mereka pengen ketemu gurunya".

Selama masa pandemi ini, memang harus bisa bekerja sama dengan seluruh guru dan karyawan. Harus lebih hati hati, karena mereka pun stress dengan musibah ini dan harus berpikir juga  untuk mengajar. Bekerja di rumah lebih susah, karena gangguannya lebih banyak. Jadi, guru dan orang tua harus bekerjasama dalam waktu memegang hp. Guru itu lebih dipatuhi daripada orang tua, jadi guru membantu memberi tau anak bahwa memegang hp itu hanya selama berkomunikasi dengan guru dan juga boleh untuk bermain game 15 atau 30 menit saja.

Selain itu, beliau juga mempublikasikan materi dan media pembelajaran lewat instagram, apa yang menjadi tugas mereka. Jadi, anak anak juga aka bisa senang, karena tanpa ada paksaan. Nah untuk lebih jelasnya bisa dilihat di IG insan kamil bekasi.

Bagaimana menyiasati sekolah di masa pandemi agar bisa betatap muka? Kalau di bekasi, sekolah boleh mengajukan ke dinas dengan melengkapi vidio profil, surat persetujuan orang tua dan program, itu juga dinilai terlebih dulu, tidak langsung boleh buka. Kebetulan di daerah tempat beliau (Ibu Betti) masuk zona hijau. Jika sudah mulai di monev dari dinas dan jikalau ok, maka bisa tatap muka. Kalau belum ok, ya tetap  PJJ lagi.

Untuk pertama, jika sekolah belum mendapatkan izin untuk tatap muka, maka sekolah harus membuat siasat (tetap mengikuti protokoler). Bagi Tapi siswa yang belum kenal (baru), anak anak dikenalkan mulai dengan cara foto dengan lingkungan sekolah. Terus dikasih mainan edukatif, jadi mereka senang dan sudah pengenalan dengan calon gurunya.


Strategi  untuk mengurangi efek negatif  pembelajaran Daring di masa Pandemi untuk anak KB dan TK itu dengan cara memberikan kegiatan yang membuat mereka senang, contohnya dengan membuat kue, dan lain-lain.

"Kalau ada niat baik lakukanlah, in syaa Allah akan membantu. Kalau mengerjakan sesuatu, lakukanlah yang terbaik karena nilainya akan memperbaiki citra dan kehidupan kita". Itulah kata akhir sebagai penutup dari sesi belajar secara online dengan Ibu Betti.

Mentok, 30 Juni 2020
Suryan Masrin 







21 komentar:

  1. Masya Allah resume bapak luar biasa komplit pak.

    BalasHapus
  2. Ya..pak..semoga bisa juga kita me jadi guru yg seperti itu ya....

    BalasHapus
  3. Keren. Pak yuk jln2 juga k rumahku jgn lupa tinggalkan jejak mksh

    BalasHapus
  4. Luar biasa pak...resumenya lengkap

    BalasHapus
  5. Komplit Pak,,,, mantab ( Bu sri)

    BalasHapus
  6. keren sekali tulisan dan blog nya menarik,, banyak tulisan yang mengispirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, si ibu bisa aja, masih amatiran bu, masih belajar nih. Tp makasih tuk pujiannya

      Hapus

Guru Bidin (1911-1978) Pegawai Negeri Pertama dari Kampung Peradong

  Guru Bidin atau guru Pidin adalah guru pertama di sekolah rakyat (SR) kampung Peradong. Nama lengkap beliau adalah Idin bin Sja'ban la...