Selasa, 23 Juni 2020

Luapan Ketika Hujan Turun



Tik.. tik.. tik.. suara air hujan jatuh ke tanah. Jam sekolah sudah lewat, tapi aku masih tetap berada di sekolah, karena hujan turun. Suasana seketika berubah menjadi terasa dingin, seolah menggerogoti seluruh jasad ini, sepi, senyap tidak ada musik dan tak ada hiburan.


Aku duduk tinggal seorang diri, rekan-rekan sejawat ku sudah pada pulang semua ke pangkuan kasur yang empuk dan sofa yang nyaman. Menikmati santapan dan hidangan, sembari menemani di saat hujan yang hingga saat ini belum juga berhenti. 


Aku bukannya tak mau pulang, bukannya aku tak mau bertemu dengan peraduanku. Aku masih Ih ingin menyelesaikan tugas yang menumpuk dalam benak dan batinku. Berharap semua isi di kepalaku, dapat aku tuangkan dalam tarian pena  yang menari  di atas sebuah kertas putih dan bersih.


Hujan ini terus turun meskipun ia tak lebat seperti sebelumnya. Laluku pakailah jaket ku sekedar untuk menghangatkan tubuh. Agar aku bisa berdamai dengan dingin ini. Aku eratkan lipatan tanganku dan aku kerutkan kaki agar semakin saling berhimpitan.  


Untuk kali ini baru ini yang dapat ku tuliskan. Semoga tulisan ini menjadi inspirasi dan semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diriku sendiri dan pembaca tentunya.


Salam literasi

Dari ujung utara negeri sejiran setason

Kabupaten Bangka Barat


Parittiga, 22 Juni 2020

14:16 WIB 

Suryan Masrin 

5 komentar:

Guru Bidin (1911-1978) Pegawai Negeri Pertama dari Kampung Peradong

  Guru Bidin atau guru Pidin adalah guru pertama di sekolah rakyat (SR) kampung Peradong. Nama lengkap beliau adalah Idin bin Sja'ban la...