Tik.. tik.. tik.. suara air hujan jatuh ke tanah. Jam sekolah sudah lewat, tapi aku masih tetap berada di sekolah, karena hujan turun. Suasana seketika berubah menjadi terasa dingin, seolah menggerogoti seluruh jasad ini, sepi, senyap tidak ada musik dan tak ada hiburan.
Aku duduk tinggal seorang diri, rekan-rekan sejawat ku sudah pada pulang semua ke pangkuan kasur yang empuk dan sofa yang nyaman. Menikmati santapan dan hidangan, sembari menemani di saat hujan yang hingga saat ini belum juga berhenti.
Aku bukannya tak mau pulang, bukannya aku tak mau bertemu dengan peraduanku. Aku masih Ih ingin menyelesaikan tugas yang menumpuk dalam benak dan batinku. Berharap semua isi di kepalaku, dapat aku tuangkan dalam tarian pena yang menari di atas sebuah kertas putih dan bersih.
Hujan ini terus turun meskipun ia tak lebat seperti sebelumnya. Laluku pakailah jaket ku sekedar untuk menghangatkan tubuh. Agar aku bisa berdamai dengan dingin ini. Aku eratkan lipatan tanganku dan aku kerutkan kaki agar semakin saling berhimpitan.
Untuk kali ini baru ini yang dapat ku tuliskan. Semoga tulisan ini menjadi inspirasi dan semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diriku sendiri dan pembaca tentunya.
Salam literasi
Dari ujung utara negeri sejiran setason
Kabupaten Bangka Barat
Parittiga, 22 Juni 2020
14:16 WIB
Suryan Masrin
Hujan berkah, mantap bro
BalasHapusWuuuuuuih kayaknya cerpen ya baguuuus pak....
BalasHapusmantap tulisannya pak, dari hujan turun, muncul karya..
BalasHapusTerima kasih banyak sobat semua
BalasHapusPengantarnya menarik pak...👍👍🙏
BalasHapus