Jumat, 12 Juni 2020

Belajar Dari Sebuah Inspirtasi


Pada hari Rabu (10/06/2020) saya mengikuti materi dalam grup whatapps (WA) Belajar Menulis bersama Omjay dkk gelombang 12, yang diisi oleh seorang yang saya sebut dengan ‘Inspirasi’. Ini saya katakan demikian karena ia salah satu orang yang menginspirasi bagi banyak orang. Ia adalah Master Teacher Sekolah Guru Indonesia (SGI), yaitu bapak Agung Pardini, biasa disapa “Guru Agung”, bekerja di Dompet Dhuafa. Dalam materi yang disampaikan, beliau menyebutkan bahwa salah satu program Dompet Dhuafa yang sejak 2009 kami kerjakan adalah SGI.

Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. 

Kemudian ia menambahkan penjelasannya; “Izinkan pada malam hari ini saya sedikit memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan”. Harus dipahami oleh mereka yang ingin terjun dalam tersebut, bahwa terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan.

1.   Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2.   Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3.   Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4.   Ejaan yang (belum) disempurnakan

“Berdasarkan pengalaman saya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.

Bagaimana cara kita mengatasi kendala ini?

Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.

Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di kepulauan, ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampung

Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI, “Jamilah Sampara Award”.

Jika mereka yang telah bergabung dalam SGI, mereka harus membuat jurnal. Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan.

Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tdsi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka.Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling.

Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel. Nah, yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh.

Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri. Nah ini adalah buku yang ditulis saya bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien.

Sebuah Simpulan

Di akhir materi, beliau mencoba simpulkan dari keseluruhan matweri yang telah ia berikan menjadi 3 simpulan, yakni:


1.   Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2.   Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3.   Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

 

Parittiga, 12 Juni 2020
Suryan

1 komentar:

Guru Bidin (1911-1978) Pegawai Negeri Pertama dari Kampung Peradong

  Guru Bidin atau guru Pidin adalah guru pertama di sekolah rakyat (SR) kampung Peradong. Nama lengkap beliau adalah Idin bin Sja'ban la...