Kamis, 02 Juli 2020

Free Writing, Kamu Gak Bakalan Kuat



Free Writing, Kamu Gak Bakalan Kuat, Cukup Aku Saja


Sebelum saya masuk ke topik inti, ada baiknya kita mengetahui sekilas tentang makna free writing itu terlebih dahulu, agar kita tidak buta makna. Maaf, kali ini agak sedikit lebih formal resume-nya, tidak seperti biasa saya tulis dengan gaya mengalir begitu saja. Berikut saya kutip dari laman idmtimes.com mengenai makna free writing. 


Free Writing adalah teknik menulis seseorang yang dilakukan dengan cara menulis terus menerus untuk jangka waktu tanpa memperhatikan ejaan, tata bahasa, atau topik. Dorothea Brande adalah pendukung awal menulis bebas. Dalam bukunya Menjadi Penulis (1934), dia menyarankan pembaca untuk duduk dan menulis selama 30 menit setiap pagi, secepat mereka bisa. Penulis menulis tanpa memperhatikan ejaan, tata bahasa, dan lain sebagainya, serta tidak membuat koreksi. 


Jika penulis mencapai pada titiknya, mereka tidak bisa memikirkan apa pun untuk menulis, mereka menulis bahwa mereka tidak bisa memikirkan apa pun, sampai mereka menemukan baris lain pemikiran. Penulis bebas off topic, membiarkan pikiran memimpin apa yang mereka dapat.


Baik, sekarang saya akan masuk ke resume dari materi yang di sampaikan oleh Bapak Muhammad Firman Suwarya, biasa dipanggil dengan Firman. Beliau adalah seorang guru TIK di SMP Negeri  Unggulan Indramayu. Ia juga salah seorang penulis buku informatika jenjang SMP dan penulis buku lainnya.


Kali ini dalam kegiatan Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI yang dilakukan secara Daring via whatapps grup. Tema materi pada momen ini, Rabu (17/2020) tentang "Free Writing", menulis bebas. Lansung saja beliau memasuki babak berbagi pengalaman dan pengetahuan.


Menurut bapak Firman, Freewriting yaitu teknik menulis cepat tanpa hambatan. Baru membuka kata singkat, beliau lansung memberikan sebuah kata tantangan. "Jika saya tantang anda menulis 1 hari 5 lembar dalam 30 hari, kira-kira apakah kalian semua sanggup? Jikka anda berani konsisten menulis 5 lembar perhari, saya yakin bapak ibu akan menjadi seorang penulis yang handal dan produktif. Insya Allah saya sangat yakin seluruh peserta dari grup 1 hingga 12 insya Allah pasti sanggup".


Ia melanjutkan, secara umum memang menulis sebanyak 5 halaman itu membutuhkan waktu berjam-jam, belum lagi nanti efeknya ketemu dengan rasa bosan yang  membelenggu. Dan itu memang penyakit yang  hampir menghinggapi semua penulis, baik yang baru belajar nulis (pemula) ataupun mungkin penulis yang sudah menjadi penulis handal.


Bahaya penyakit ini adalah baisanya diaawali menyerang ke pikiran, cirinya tiba-tiba ide yang kita punya hilang entah kemana. Kemudian jadi bingung harus nulis apa lagi, puyeng, dan sederet saudara-saudaranya yang terus menggerogoti. Dan pada akhirnya, dampak endingnya yaitu kita akan cape, lelah, dan malas untuk menulis.


Bahkan terkadang, saat malas menghinggapi, ketika mau nulis lagi, tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru. Di tengah jalan, sebelum ide baru yang menurut kita lebih bagus tadi belum selesai ditulis, tiba-tiba muncul ide baru lagi, yang lagi. Ide baru tersebut lebih.. lebih.. dan lebih bagus dari ide yang sebelumnya. Akhirnya tidak ada tulisan yang rampung.


Kondisi seperti ini dalam dunia kepenulisan biasa disebut dengan "Lingkaran Setan Kebuntuan". Mungkin saja, nanti muncul ada pemikiran bapak-ibu, dan kita semua. "Jangan-jangan saya tidak ada bakat untuk menjadi penulis". Pertanyaannya, bagaimana kita memahami dan menerapkan dari "freewriting" ini.


Berikut adalah aturan penting untuk Free Writing:

  1. Beri diri kamu batas waktu. Menulis untuk satu atau sepuluh atau dua puluh menit, dan kemudian berhenti.

  2. Jauhkan tanganmu bergerak sampai waktunya habis. Jangan berhenti sejenak untuk menatap ke ruang angkasa atau membaca apa yang telah ditulis. Menulis dengan cepat tapi tidak terburu-buru.

  3. Tidak memperhatikan tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian, atau gaya. Tidak ada orang lain perlu membaca apa yang kamu memproduksi di sini. Kebenaran dan kualitas dari apa yang kamu tulis tidak penting; tindakan menulis tidak.

  4. Jika jamu mendapatkan off topic atau kehabisan ide, terus menulis pula. Jika perlu, menulis omong kosong atau apa pun yang datang ke kepala kamu, atau hanya menuliskan: apa saja untuk menjaga tangan bergerak.

  5. Jika kamu merasa bosan atau tidak nyaman saat kamu sedang menulis, tanyakan pada diri sendiri apa yang mengganggumu dan menulis tentang itu.

  6. Ketika waktunya habis, melihat lebih apa yang telah ditulis, dan menandai ayat-ayat yang mengandung ide atau frase yang mungkin layak menjaga atau mengelaborasi pada di sesi bebas menulis berikutnya.


Resume diperkaya dengan sumber lainnya.


Mentok, 2 Juli 2020

(Dalam belaian libur masa pandemi)

Suryan Masrin 

28 komentar:

  1. Keren... Kuat lah pak..freewriting nya... Apalagi banyak yg krisan... Salam literasi

    BalasHapus
  2. Luar biasa pak aturan free writing nya😊👍

    BalasHapus
  3. Judulnya bikin pinisirin...
    Hihi

    BalasHapus
  4. luar biasa resumenya pak, keren!

    BalasHapus
  5. Sipp Pak...pke referensi jg, tmbah oke bah... lnjutkan

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Makasih ibu, salam literasi juga dari Bangka

      Hapus
  7. Menulislah...usir lingkar setan kebuntuan...
    Mantap pak

    BalasHapus

Guru Bidin (1911-1978) Pegawai Negeri Pertama dari Kampung Peradong

  Guru Bidin atau guru Pidin adalah guru pertama di sekolah rakyat (SR) kampung Peradong. Nama lengkap beliau adalah Idin bin Sja'ban la...